Selasa, 15 Desember 2009

Makalah Teori Manajemen (George R. Terry)

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama dalam satu hal ataupun lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan. Kemudian dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan petugas yang tepat. Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat berguna untuk memperbaiki perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan sustainable dan perencanaannya disebut rulling plan.
Terdapat berbagai macam pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fungsi manajemen dari Terry.


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemikiran yang logis dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai dasar kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun individu dalam upaya mencapai tujuan.
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Manfaat Perencanaan
1. Sebagai penerjemah dari kebijakan yang bersifat makro
2. Peramalan, terhadap masa dating yang penuh ketidakpastian
3. Sebagai alat pemersatu arah dari pelaksanaan operasional dari berbagai tingkatan dan divisi.
4. Sebagai alat untuk melakukan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi
5. Untuk menjamin kepastian tujuan

II.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
1. Bagan organisasi formal
2. Pembagian kerja
3. Departementalisasi
4. Rantai perintah atau kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

II.3 Pengarahan (Actuating)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas. Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

II.4 Pengawasan (Contolling)
Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Tolak ukur pengawasan adalah rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Dengan pelaksanaan fungsi pengawasan diharapkan dapat dicapai :
1. Tereliminasinya penyimpangan
2. Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
3. Memperbaiki kesalahan
4. Meningkatkan tanggung jawab
5. Diperolehnya umpan balik
6. Mengukur kompetensi personel
• Metode dan Teknik pengawasan
Metode pengawasan yang umumnya digunakan adalah :
1. Observasi langsung
2. Laporan
3. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah :
1. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol
2. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya
3. Pengawasan terhadap penggunaan waktu
4. Pengawasan terhadap penggunaan bahan – bahan baku
5. Pengawasan terhadap produksi
6. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci
7. Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek teknis lainnya

II.5 Evaluasi (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Tujuan penilaian
1. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan program dan perencanaan program yang ada
2. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
3. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan
4. Sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan kembali yang lebih baik pada suatu program
Secara umum evaluasi dibagi atas 3, yaitu :
1. Penilaian pada tahap awal program
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
3. Penilaian pada tahap akhir program
Berdasarkan waktu penilaian dapat dilakukan
1. Evaluasi formative
2. Evaluasi critical review
3. Evaluasi midterm
4. Evaluasi summative

STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk pada anak. Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak meningkat jumlahnya. Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah, 2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. (Republika, 4 April 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga terakhir. Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah masuk dalam program tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin 4 yaitu upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki hubungan yang erat dengan masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai berikut :
1. Planning
Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana akan dikirim seorang perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan membantu dalam Praktik yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
2. Organizing
a. Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas pada setiap puskesmas di tiap daerah.
b. Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas tentang keluarga yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c. Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.
d. Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas tentang kesehatan gizi pada keluarganya terutama pada bayinya.

3. Actuating
a. Melakukan pengkajian fisik dan psikososial
b. Menetapkan masalah kesehatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat keluarga: sebagai pendidik, pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator, fasilitator, pengelola, dan advocator
e. Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih lanjut (bila perlu)

4. Controlling
a. Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang dilakukan oleh keluarga binaan.
b. Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup sehat sesuai arahan.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah ditentukan, misalnya jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan sebelumnya.

5. Evaluating
a. Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat komunitas (apakah telah dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga binaan).
c. Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.
d. Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi.

BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi sebagai fungsi akhir dari suatu manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi – fungsi manajemen. Dengan harapan, program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan mayarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://akur-stbajia.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://jakerz.ngeblogs.com/
http://jyus-yudistira.blogspot.com/2008/01/bab-i.html
http://liaedu.files.wordpress.com/2008/08/manajemen1.pdf
http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen
http://wynon4.ngeblogs.com/






Sabtu, 12 Desember 2009

MAKALAH ASAM URAT (GOUT ARTHRITIS)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara-bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.
Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata.
Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.1
Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu, namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah kelainan metabolik dan hemodinamik. 2
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia adalah penyakit asam urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong muda juga sering ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja gejala, penyebab, dan solusinya? Serta makanan apa yang menjadi pantangan? Berikut kita akan membahasnya.

I.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penyakit asam urat itu, gejala, penyebab, dan solusi dari pengobatan asam urat ini, serta makanan apa saja yang menjadi pantangan bagi penderita.


BAB II
PEMBAHASAN
II.1 ASAM URAT
Asam urat (uric acid-dalam bahasa Inggris) adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Yang termasuk kelompok purin adalah Adenosin dan Guanosin. Saat DNA dihancurkan, purin pun akan dikatabolisme. Hasil buangannya berupa Asam urat.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.3
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak mengandung purin.
a. Gejala Asam Urat
o Kesemutan dan linu
o Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
o Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
b. Solusi Mengatasi Asam Urat
o Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
o Kontrol makanan yang dikonsumsi.
o Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.4

II.2 Prinsip Diet dan Makanan yang Baik bagi Penderita Asam Urat
Penyakit asam urat memang sangat erat kaitannya dengan pola makan seseorang. Pola makan yang tidak seimbang dengan jumlah protein yang sangat tinggi merupakan penyebab penyakit ini.
Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi, ya tidak masalah. Selain itu, pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat mampu mengontrol kadar asam dan urat dalam darah. Berkaitan dengan diet tersebut, berikut ini beberapa prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat.
1. Membatasi asupan purin atau rendah purin
Pada diet normal, asupan purin biasanya mencapai 600-1.000 mg per hari. Namun, penderita asam urat harus membatasinya menjadi 120-150 mg per hari. Purin merupakan salah satu bagian dari protein. Membatasi asupan purin berarti juga mengurangi konsumsi makanan yang berprotein tinggi. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita asam urat sekitar 50-70 gram bahan mentah per hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari.
2. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan.
3. Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat
Jenis karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi penderita asam urat adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti, dan ubi. Karbohidrat kompleks ini sebaiknya dikonsumsi tidak kurang dari 100 gram per hari, yaitu sekitar 65-75% dari kebutuhan energi total.
4. Mengurangi konsumsi lemak
Makanan yang mengandung lemak tinggi seperti jeroan, seafood, makanan yang digoreng, makanan bersantan, margarin, mentega, avokad, dan durian sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya hanya 10-15% dari kebutuhan energi total.
5. Mengonsumsi banyak cairan
Penderita rematik dan asam urat disarankan untuk mengonsumsi cairan minimum 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, teh, kopi, cairan dari buah-buahan yang mengandung banyak air seperti apel, pir, jeruk, semangkan, melon, blewah, dan belimbing.
6. Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
Alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini bisa menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. Karena itu, orang yang sering mengonsumsi minuman beralkohol memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsinya.
7. Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral
Konsumsi vitamin dan mineral yang cukup, sesuai dengan kebutuhan tubuh akan dapat mempertahankan kondisi kesehatan yang baik.


BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
d. Solusi Mengatasi Asam Urat ; melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria, kontrol makanan yang dikonsumsi, dan b anyak minum air putih.
e. Prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat ;
a) Membatasi asupan purin atau rendah purin
b) Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
c) Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat
d) Mengurangi konsumsi lemak
e) Mengonsumsi banyak cairan
f) Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
g) Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral


DAFTAR PUSTAKA

1. http://iqbalali.com/2008/4/21/masalah-gizi-di-Indonesia/

2. http://content.nejm.org/cgi/content/full/349/17/1647
Terkeltaub, R, Sundy, J S, Schumacher, H R, Murphy, F, Bookbinder, S, Biedermann, S, Wu, R, Mellis, S, Radin, A (2009). The interleukin 1 inhibitor rilonacept in treatment of chronic gouty arthritis: results of a placebo-controlled, monosequence crossover, non-randomised, single-blind pilot study. Ann Rheum Dis 68: 1613-1617

3. http://mha5an.wordpress.com/2008/10/16/asal-usul-asam-urat/

4. http://herbalmedicine.wordpress.com/makanan-sehat-asam-urat.html

5. http://demediapustaka.com/2008021442/Berita/7-Prinsip-Diet-Penderita-Asam-Urat.html

Menantu Yang Luar Biasa

Mamat ni amat lah tergila-gilakan Minah anak Pak Haji Dollah. Minah nie boleh lah tahan cun nya. Mamat ni pun tak kalah lah kacaknya. Ngurat-punya-ngurat tersangkutlah dua hati ini. Pak Haji Dollah bukanlah jenis yang memilih sangat orangnya, tambahan pulak si Mamat ini pandai berlakon, depan Pak Haji Dollah dia bukan main warak lagi, berkopiah dikepala. Selepas ditetapkan hari kahwinnya, maka lancar je jawab nikahnya si Mamat tadi. Biasalah malamnya agak lewat sikit keluarga Haji Dollah masuk tidurnya pasal dok berkemas rumah lepas kenduri siangnya. Pasangan Mamat dan Minah pun lewat jugak lah masuk tidurnya.

Selepas semuanya selesai dan semuanya nyenyak tidurnya, pagi besoknya Pak Haji Dollah pun mengejutkan semua isi rumah untuk solat subuh. Semua isi rumah pun bangun dan si Mamat dan Minah pun bangun mandi dan bersiap untuk mendirikan solat subuh. Tapi dek kerana lewat bangun, Si Mamat tak sempat bersolat jemaah dengan Pak Haji Dollah. Walaupun telah dikejutkan awal oleh isterinya Minah.

Maka, Pak Haji Dollah pun suruhlah menantunya tu solat sendirian ketika ahli keluarga lainnya sedang berwirid. Si Mamat pun qamat dan dirikanlah solat subuhnya. Selepas selesai solatnya dan memberi salam. Pak Haji Dollah pun menegur menantunya Si Mamat tadi, "Hai Mat kenapa solat subuh tiga rakaat?" lantas Si Mamat Jawab "eh.. ia ke? tiga rakaat? rasa-rasanya dah cukup empat rakaat tadi..."

Masya Allah.. mengucap panjang Pak Haji Dollah. Si Minah tersenyum sipu malu dengan gelagat suaminya. Sahla si Mamat ni tak pernah sembahyang subuh! Kantoi..kantoi...

Sumber : http://gelihati.blogspot.com/

Dracula Gembel

Di Inggris Utara, ada Underground Cafe yang khusus hanya untuk dracula. Di sana tersedia semua jenis darah dalam botol-botol minuman yang terdiri dari berbagai darah segala kalangan manusia.

Dracula dari Rusia masuk.

“Mau minum, Tuan?” tanya pelayan.

“Ya, beri saya sebotol darah bangsawan abad 17″

“Wah harganya seribu pounds, Tuan”

“No problem, saya punya Credit Card”

Begitu darah bangsawan diberikan, dia mengeluarkan Credit Card dari kantongnya dan meletakkannya di meja, lalu minum dengan santai.

Dracula dari Jepang masuk.

“Mau minum, Tuan?” tanya pelayan.

“Saya minta darah segar dari seorang perawan”

“Tiga ratus pounds, Tuan”

“No probrem, saya punya banyak uang”

Begitu darah segar diberikan, dia mengeluarkan uang kertas dari kantongnya dan meletakkannya di meja, lalu minum dengan santai.

Dracula dari Indonesia masuk.

“Mau minum, Tuan?” tanya pelayan.

“Mmmmmm saya minta segelas air hangat saja”

“Oh itu gratis, Tuan. Tapi dracula tidak minum air, Tuan”

“No problem, saya punya yang instant”

Begitu air hangat diberikan, dia mengeluarkan pembalut wanita bekas dari kantongnya dan mencelupkannya ke air hangat, lalu minum dengan santai…

Sumber : www.malau.net

Jumat, 04 Desember 2009

MAU BOKER (BUANG AIR BESAR) TAPI NGGAK ADA AIR


Sedikit cerita dari pengkaderan tahap Bias (setelah Winslow) dari fkm Unhas di Malino, tepatnya di Parang Tangnga 20-22 november 2009 untuk angkatan GALETER (angkatan 2009).
Tengah malam, ehh bisa mi dibilang pagi-pagi buta (jam 2 subuh), saya ditugaskan untuk jaga (PJ) di pos terakhir. Ditenda pleton (tendanya TNI) untuk kumpul maba (mahasiswa baru) setelah melalui tahap jurik yang terakhir. Busset, maw skali k boker, tapi kebetulan itu hari ndak ada skali air. Ku taw karena dari kemarin sorenya memang ndak ada air. Untung ada iccank (08) yang maw bonceng k cari air dimesjid. Ku pinjam motornya kak anca’ (06) baru segera mi brangkat ke mesjid terdekat untuk boker. Maba kusuruh menunggu dengan rapid an tertib (cieeh, kyak lalu lintas saja).
Buseeeettt, sampai dimesjid ternyata ndak ada air. Aduuuuuuhhhh beeee parah iii’. Pusing, stress, gangguan jiwa, smuanya berkecamuk dalam jiwa dan ragau (lebay mode : ONGG). Deh, aslimi.. betulan ndak air, untung saya anaknya cerdas, pandai, dan tidak bodoh (amin), trus ada kuliat Koran nganggur (sambil menengok kanan-kiri..gaya palukka’). Kuambilnya Koran tersebutttt. Haaah, daripada ditahan, mending dikeluarkan, mana itu wc sempitnya minta ampun, gelap lagi, edd.. pasrah meka, boker tapi ceboknya pake Koran. Ku gosoknya itu pantat ku sampai mengkilat dan tidak bau. Hhhmmmmm… segaaaaaaaarrrr.
Sialan, iccank na ketawai k diluar (hahahahahahahah bd)… hahahahahahah meka juga.
Selesai boker, kupake itu celana kembali trus itu Koran kubuang kesebelah mesjid. Esok paginya pi baru kusadar klo ternyata disamping mesjid itu RUMAH WARGA. Hahahahahahahahahaha… mantap.
Trus lanjut meka ke lokasi pengkaderan lagi dan ternyata air sudah nyala kembali.. ya kusuruh mi lagi iccank temani k untuk cebok.. hahahhahahahaahah… kasiand mu iccank.
Asli boker 100%.

Senin, 30 November 2009

merah menggila (Bias 09)




Makalah Teori fungsi-fungsi Manajemen

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik maupun psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang dapat dinikmati oleh manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar tujuan dalam hidup dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja sama dalam satu hal ataupun lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan. Kemudian dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan petugas yang tepat. Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat berguna untuk memperbaiki perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan sustainable dan perencanaannya disebut rulling plan.
Terdapat berbagai macam pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen, tetapi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah fungsi manajemen dari Terry.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemikiran yang logis dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai dasar kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun individu dalam upaya mencapai tujuan.
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Manfaat Perencanaan
1. Sebagai penerjemah dari kebijakan yang bersifat makro
2. Peramalan, terhadap masa dating yang penuh ketidakpastian
3. Sebagai alat pemersatu arah dari pelaksanaan operasional dari berbagai tingkatan dan divisi.
4. Sebagai alat untuk melakukan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi
5. Untuk menjamin kepastian tujuan

II.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
1. Bagan organisasi formal
2. Pembagian kerja
3. Departementalisasi
4. Rantai perintah atau kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

II.3 Pengarahan (Actuating)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas. Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

II.4 Pengawasan (Contolling)
Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Tolak ukur pengawasan adalah rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Dengan pelaksanaan fungsi pengawasan diharapkan dapat dicapai :
1. Tereliminasinya penyimpangan
2. Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
3. Memperbaiki kesalahan
4. Meningkatkan tanggung jawab
5. Diperolehnya umpan balik
6. Mengukur kompetensi personel
• Metode dan Teknik pengawasan
Metode pengawasan yang umumnya digunakan adalah :
1. Observasi langsung
2. Laporan
3. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah :
1. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol
2. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya
3. Pengawasan terhadap penggunaan waktu
4. Pengawasan terhadap penggunaan bahan – bahan baku
5. Pengawasan terhadap produksi
6. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci
7. Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek teknis lainnya

II.5 Evaluasi (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Tujuan penilaian
1. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan program dan perencanaan program yang ada
2. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
3. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan
4. Sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan kembali yang lebih baik pada suatu program
Secara umum evaluasi dibagi atas 3, yaitu :
1. Penilaian pada tahap awal program
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
3. Penilaian pada tahap akhir program
Berdasarkan waktu penilaian dapat dilakukan
1. Evaluasi formative
2. Evaluasi critical review
3. Evaluasi midterm
4. Evaluasi summative

STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk pada anak. Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak meningkat jumlahnya. Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah, 2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. (Republika, 4 April 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga terakhir. Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah masuk dalam program tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin 4 yaitu upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki hubungan yang erat dengan masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai berikut :
1. Planning
Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana akan dikirim seorang perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan membantu dalam Praktik yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan mempertahankan kesehatan.
2. Organizing
a. Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas pada setiap puskesmas di tiap daerah.
b. Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas tentang keluarga yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c. Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.
d. Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas tentang kesehatan gizi pada keluarganya terutama pada bayinya.

3. Actuating
a. Melakukan pengkajian fisik dan psikososial
b. Menetapkan masalah kesehatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat keluarga: sebagai pendidik, pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator, fasilitator, pengelola, dan advocator
e. Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih lanjut (bila perlu)

4. Controlling
a. Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang dilakukan oleh keluarga binaan.
b. Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup sehat sesuai arahan.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah ditentukan, misalnya jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan sebelumnya.

5. Evaluating
a. Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat komunitas (apakah telah dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga binaan).
c. Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.
d. Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi.
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi sebagai fungsi akhir dari suatu manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi – fungsi manajemen. Dengan harapan, program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan mayarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://akur-stbajia.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://jakerz.ngeblogs.com/
http://jyus-yudistira.blogspot.com/2008/01/bab-i.html
http://liaedu.files.wordpress.com/2008/08/manajemen1.pdf
http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen
http://wynon4.ngeblogs.com/






Jumat, 27 November 2009

Winslow

Pengkaderan lagi… pengkaderan lagi
Deh, rindu k jaman2 waktu pengkaderan tahun lalu. Kita dimarahi, dicaci, dimaki, dan dipukuli. Tapi, tetap ja rindu. Hah, lama mi.
Sekarang, saya lagi yang jadi panitia. Jadi, saya termasuk yang mengkader. Maba (mahasiswa baru) FKM angkatan 2009.

Winslow itu tahap pengkaderannya FKM yang awal. Karena, setelahnya masih ada Bias n BSLT. Klo winslow dan Bias, panitia intinya semuanya itu anak2 07, tapi klo BSLT murni 08. amiiiiiiiiiiinnnn. Semoga bertahan semua ji deh itu maba, n maw ji na lanjut pengkaderannya sampai akhir.
WINSLOW (wadah inisiasi dan sosialisasi)
Bias (bina aksi sosial)
BSLT (basic study leadership training)

Dari ketiga tahap pengkaderan ini, yang paling kusuka itu Bias. Mulai dari awal menuju bias sampe pulang dari bias. Kita satu kelompok kadang pulang larut kerumah masing2 demi latihan untuk persiapan Bias. Karena katanya waktu itu akan ada yel2 untuk tiap2 kelompok n apalah yang lainnya.

Pokoknya, untuk MABA tahun ini, nyesel ko klo dk ikut pengkaderan.
Masa’ maw ko tunggu tahun depan, teman angkatanmu tongji yang kader ko. Aiiiiiii, malu donk. Kecuali, klo misalnya ada memang halanganmu. Tapi, semoga dk adaji. Ok….
FKM… we love u full






Rabu, 04 November 2009

MAKOTO NAGANO BERSAUDARA



Petualangan makoto nagano bersaudara dirumah Bundo NEMO (Nero Macon).... acara makan2 yang aneh... hahahahahahahah

Selasa, 03 November 2009

wajah pengkaderan tidak seSERAM namanya






mereka terlihat enjoy-enjoy saja.... jadi, jangan pernah berpiokir pengkaderan itu adalah suatu momok yang mengerikan...
nikmati pengaderan... RASAKAN BEDANYA

Rabu, 21 Oktober 2009

PRINSIP-PRINSIP EPIDEMIOLOGI

1.Defenisi/pengertian Epidemik, Pandemik, dan Endemik !
2.Ruang lingkup, tujuan, dan kegunaan epidemiologi !
3.Capaian studi epidemiologi !
Jawaban :

1.Epidemik, Pandemik, dan Endemik :
a.Epidemik : Suatu keadaan dimana masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.
b.Pandemik : suatu epidemi global atau wabah global yang merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang luas.
c.Endemik : Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar. (Sumber : http//:www.wikipedia.com).
2.Ruang lingkup, tujuan, dan kegunaan epidemiologi :
Ruang Lingkup :
a.Epidemiologi Penyakit Menular
b.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c.Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
d.Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
e.Epidemiologi Kesehatan Kerja
f.Epidemiologi Kesehatan Darurat
g.Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h.Epidemiologi Perencanaan
i.Epidemiologi Prilaku
j.Epidemiologi Genetik
k.Epidemiologi Gizi
l.Epidemiologi Remaja
m.Epidemiologi Demografi
n.Epidemiologi Klinik
o.Epidemiologi Kausalitas
p.Epidemiologi Pelayanan Kesehatan
(Sumber : Ruang Lingkup Epidemiologi «EPID HOLIC.htm)
Tujuan :
a.Menjelaskan kejadian penyakit/ masalah kesehatan melalui identifikasi "sebab" atau determinan
b.Memprediksi jumlah & distribusi kejadian penyakit/ masalah kesehatan pada populasi tertentu.
c.Menggambarkan frekuensi, distribusi, pola, kecenderungan kejadian penyakit dan status kesehatan.
d.Mengendalikan
distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
(Sumber: pengantar epidemiologi « ig.@dity@ sety@w@n,skm.htm)
Kegunaan :
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilaman masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya. (Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.)
Situs : http://www.geocities.com/klinikikm/epidemiologi/pengertian-peranan.htm

a.Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah kesehatan dalam masyarakat.
b.Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil keputusan.
c.Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
d.Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e.Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
(Sumber: dasar-e-p-i-d-e-m-i-o-l-o-g-i.html).

3. Capaian Studi Epidemiologi :
Didalam epidemiologi terdapat 2 tipe pokok pendekatan atau metode, yakni :
1). Epidemiologi Deskriptif (Descriptive Epidemiology)
Didalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).
1).1 Orang (Person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.
1).2 Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.
Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :
1. Batas daerah-daerah pemerintahan
2. Kota dan pedesaan
3. Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam (pegunungan, sungai laut atau padang pasir)
4. Negara-negara
5. Regional
Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi penyakit, perbandingan menurut batas-batas alam lebih berguna daripada batas-batas administrasi pemerintahan.
Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan batas-batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan, bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan-hambatan pembangunan, faktor-faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika), dan sebagainya.
Pentingnya peranan tempat didalam mempelajari etiologi suatu penyakit menular dapat digambar dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah, yang akan diuraikan nanti.
Didalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota dan pedesaan, faktor-faktor yang baru saja disebutkan diatas perlu pula diperhatikan. Hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya ialah akibat migrasi ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit, di kota maupun di desa itu sendiri.
Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya.
Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya perhubungan darat, udara dan laut; lihatlah umpamanya penyakit demam berdarah.
Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan pada menyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat) :
1. Susunan umur
2. Susunan kelamin
3. Kualitas data
4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.
Walaupun telah dilakukan standarisasi berdasarkan umur dan jenis kelamin, memperbandingkan pola penyakit antar daerah di Indonesia dengan menggunakan data yang berasal dari fasilitas-fasilitas kesehatan, harus dilaksanakan dengan hati-hati, sebab data tersebut belum tentu representatif dan baik kualitasnya.
Variasi geografis pada terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin berhubungan dengan 1 atau lebih dari beberapa faktor sebagai berikut :
1. Lingkungan fisis, kemis, biologis, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lainnya.
2. Konstitusi genetis atau etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi seperti karakteristik demografi.
3. Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek higiene perorangan dan bahkan persepsi tentang sakit atau sehat.
4. Variasi administrasi termasuk faktor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program higiene (sanitasi) dan lain-lain.
Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu. Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya "reservoir" infeksi (manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut "receptive area" untuk demam kuning.
Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) di daerah yang kekurangan yodium.
1.3 Waktu (Time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan :
1. Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung
beberapa jam, hari, minggu dan bulan.
2. Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka
kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.
3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut "secular trends".
2. Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada 3 studi tentang epidemiologi ini :
2.1 Studi Riwayat Kasus (Case History Studies)
Dalam studi ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena (kelompok kontrol).
Contoh : Ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok.
Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat 2 kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.
2.2 Studi Kohort (Kohort Studies)
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.

Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.
2.3 Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).
Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok kontrol.
Sumber :
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Situs : http://www.geocities.com/klinikikm/epidemiologi/metode.htm










Pengertian Survailans

Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam bidang penyelidikan/intelligent untuk mematamatai orang yang dicurugai, yang dapat membahayakan.
Menurut The Centers for Disease Control (CDC) Surveilans kesehatan masyarakat adalah “The ongoing systematic Collection, analysis and interpretation of Health data essential to the planning, implementation, and evaluation of public health practice, closely integrated with the timely dissemination of these data to those who need to know. The final link of the surveillance chain is the application of these data to prevention and control.
Sedangkan menurut Prof.Nur Nasry Noor (1997) Guru Besar Epidemiologi FKM Unhas mengatakan bahwa “Surveilans Epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu. Baik keadaan maupun penyebarannya dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan
(Sumber ; http//:himapid.blogspot.com/survailans-epidemiologi.htm)

Tujuan Survailans
1. Memonitor hal-hal yang potensial untuk menimbulkan penyakit pada manusia.
2. Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
3. Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa datang
4. Membantu menetapkan masalah prioritas
(Sumber : www.catatankuliahnya.wordpress.com)

Sasaran Kegiatan Survailans
1. SE Penyakit Menular
2. SE Penyakit Tidak Menular
3. SE Kesling & Perilaku
4. SE Masalah Kes
5. SE Kesehatan Matra
6. SE Public Health Emergency of International Concern
(Sumber : www.perpustakaan-depkes.org)

Kegiatan Survailans
1. Menetapkan tujuan dari sistem surveilens penyakit dan menentukan data yang diperlukan
2. Mengumpulkan dan menelaah ulang data
3. Mengolah Data
4. Menganalisa dan menginterpretasikan data
(Sumber : www.muhamadguntur.wordpress.com)







Sabtu, 10 Oktober 2009

My LupHLyNerO parT-2

hahahay . .akhrnya ada Jg hasRaTQ bwT LanJuTin MyLupHLyNerO . . .

nah khan di parT 1 Dah z perkenaLkn angGoTa2x NerO , ,Nah skrG z bkL criTa g mana kmi bs JD NerO . . .

nawH awaLNya keTika z mw dFTr uLang msk UNHAS , ,Z JanJian ma upHi n yuLris krn kbTLn kmi mang 1 bimbeL . . .Nah TernyaTa si yuriz ngaJak TmNnya A.Dian Purnamasari aLias dupHay auTis(wkwkwkwk) , .aLhasiL Z ,upHy , n duphay yg sama2 di FKM akhr semakin akraB (pas smp ma bimbeL dk bgT akraBka ma uphy) . .Nah JanJianLaH kmi unTuk seLaLu berSama sLm PMB . . .

Nah disaTu sisi z Jg Tw kLo rina(TmN sMaQ)punya adE Yg Jg LuLus di FKM (anak aXeL TawWa JD Na dpTQ kkx) nah dya i2 pipi si banana cHiLd , . . .Tp z Lp g mana z bs akraB Dgn dya . . .pkoknya pas pengurusn KRS Z muLai akraB Ma dya . . .

Trus pas z mw ngurus KRS , .PerGiLaH Z keruangn pAQ . .ibu asiah hamzah bwT MnTa TNDa Tgn , . .Tp pas mw masuk ke daLam ruanganx eh z maLaH kTm orang aneh yg dgn LanCarnya menyebuT Nama "Rosa DeviTHa ayu " hmhmhm . .Z smpe kageT,N reFLex z meLiHaT ke dadaQ (Kebiasaan wkT SMA pke papan nama )ternyaTa dk ada papan nama . . .G mana 2 makHLuk aneh yg TernyaTa 2 org menyebaLkn wkT DfTr uLang bs Tw namaQ ? ? ?Dan hahahaha TernyaTa mereka menyebuT NamaQ TNpa Tw kLo i2 z , ,mereka TernyaTa cr TmN 1 PA nya . .YaiTu aku , .Krn keHaBisn cara akhrnya mereka menyebuT2 sCara beruLang2 nama TmN 1 PA nya . .Hahaha . .Dasar sinTing n TernyaTa 2 org aneh ini adaLaH K DaYaT N DaCiL . . .

SambiL MEnCari TmN 1 PA n ngGu PA akhirnya kmi berTiGa ngobroL N JD akraB (mkLum keTiGanya org SKSD)HEHEHE . . .
Tp 2 org aneh ini Trus menyebuT2 Nama "dedy aLiF uTama n chya NurLia" yg Jg 1 pA kmi yg bLm kmi Temukn . . .N akhrnya yg perTama muNCuL adaLaH DeDy sTaikuL , .N yg pLg Lama diTemuKn adaLaH Chya nuRLia d mOz paporiT BiJenk n LeLeT . .Hahahaha

TernyaTa si duphay n uphy dah seLesai urus KRS ,akhrnya mereka menemani z nGgU PA . .N Akhrnya mrK Jg akraB Dgn TmN2 1 PAq . .DaCiL,K DayaT,CHYa,n deDy . . .SeLain i2 kmi Jg diperkenaLkn dgn TmNx k'dayaT N DaCiL ,RizaL,Yg pas awaL kTm aLim bgT . . .Tp dk Tw dewH skrG . .Hehehe


Z Lp apa pd wkT i2 dah ada pipi aTo bLm (pizZ FiFi)

nah sTLaH KRSQ Di Tanda Tangani kmi akHirnya JanJian unTk berSama2 mengurus KRS KeEsekn harinya , .Tak Lp kmi Tukarn no HP . . .
Nah pLg dr si2 kami dikumpuL Ma senior di ruangan K 101-102 (ternyaTa mw dimrH2i krn dk ada yg pke bJu hTM puTiH pLus piTa ungu)hahahaha. . .Hbis dr si2 z upHy dupHy n pipi pGi ke agung bwT Cari PiTa ungu. . . .Pas maLamNya TernyaTa k'dayaT NLpoN bwT Nanya apakah kmi dah punya piTa aTo bLm, .TernyaTa dya mw bkin piTa bwT Z Jg . .Hahaha . .Teman yg baik (Tp skrG Dk Twmi ) (T-T). . .

Nah keEsokn harinya kmi ber-9 akhirnya berSama2 mengurus KRS . . .TernyaTa k dayaT ini anak 07 nah diaLaH Yg mengaJari kmi g mana caranya urus KRS . . . .sMpe menunTun kmi mengumpuL KRS Di MKU . . .

Nah disni awaL MuLa kami ber-9 (z,fifi,duphy,uphy,chya,daCiL,k'dayaT,RizaL,DeDy)Jadi muLai akraB . . .

TerBenTuknya Nama NerO Di parT-3 pi naH . .Hehehe

My LupHLy NerO parT - 1

ini caTaTan sPesiaL bwT saHaBaT2Q Di FKM . .Yup myLupHLy NerO . . .

Disni z bakaL MenceriTakan awaL MuLa g mana kmi bs JD NerO . . .

1.Uphy . . .ini angGoTa NerO yg pLg perTama z knaL , ,sCara TmN SMP pLus bimbeL wkT SMA . . .
2.duphay. . .Nah sbnrx niH makHLuk adaLaH TMn sMaQ . .Tp z knaL Ma dya pas mw dFTar uLang di FKM krn kbTuLn dya dkT Ma TmNQ , ,YuLriz . . .TernyaTa sTLaH akraB dya menunJukkan siFaT asLinya (auTis)wkwkwkwk. . .
3.FiFi . .Z bs knaL Ma dya krn kbTLn dya aDenya TmNQ wkT SMA . . RHina . .pdhaL Dk ada mirip2nya ma rHina , ,makanya dya z pgL Banana cHiLd. . .Wkwkwk . . .Tp dianTara ankanak NerO,neh makHLukmi yg pLg sRing z JaiLi , ,masaLanya maNJa sx Jd manusia. . .
4.Chya . .Dya neEH TMn 1 pAQ , ,makanya kmi bs akraB ge2 . . .Dya mi Jg TmN 1 PAQ Yg pLg Lama kmi Temukn . . .
5.DaCiL n k dayaT , . .Hmhmhm, ,awaLNya pas br kTM , ,JENgkeL skaLiaka ma ini dua makhLuK . . .Masa pas mw dFTar uLang dk mw sx nGaLah ma cewek pdhaL peTugasnya dah bLg biar z di ksH DLan krn z cewek . .HuH . .Tp TernyaTa pas di FKM eh z maLaH 1 PA Ma ini 2 makHLuK . . .Nah ini makHLuk berdua Jg aneh , ,bayangkn muLai dr nama,asaL SMa smpe keLasnya sm . .Makanya yg 1 di pGL DaCiL(DAYaT KeciL) N 1 Lg k dayaT. . .
Nah dianTara anak2 NerO ,DAciL Mi yg pLg sLL saLah n dk pnah benar
6.deDy, .Nawh TernyaTa ini deDy,org yg bae yg pas dFtar ULang dya ksH DLan ka, ,dk kek i2 makhLuk 2 diaTas . . .Hehehe . . .SeLain i2 kmi Jg 1 PA . . .Dya ini Mr.STaycooL
7.RizaL . .Nah z bs knaL Ma dya krn dya sHBaTNya si daCiL Ma k dayaT . . .Ge2 . . .
inimi pak usTadz di NerO +keTua angkaTn 08 FKM . . .DiaLah TmN kmi yg pLg sering ksh peTuah . . .SCara pak usTadz . . .

Nah ini parT 1 . . .G mana kmi bs TerbenTuk JD NerO i2 ada di parT 2 . . .Hehehe . . .

LupH U So mucH NerO
Catatan : by, bunda Nero (Ocha)

Minggu, 04 Oktober 2009

Winslow 09

Pengkaderan lagi… pengkaderan lagi
Deh, rindu k jaman2 waktu pengkaderan tahun lalu. Kita dimarahi, dicaci, dimaki, dan dipukuli. Tapi, tetap ja rindu. Hah, lama mi.
Sekarang, saya lagi yang jadi panitia. Jadi, saya termasuk yang mengkader. Maba (mahasiswa baru) FKM angkatan 2009.
Winslow itu tahap pengkaderannya FKM yang awal. Karena, setelahnya masih ada Bias n BSLT. Klo winslow dan Bias, panitia intinya semuanya itu anak2 07, tapi klo BSLT murni 08. amiiiiiiiiiiinnnn. Semoga bertahan semua ji deh itu maba, n maw ji na lanjut pengkaderannya sampai akhir.
WINSLOW (wadah inisiasi dan sosialisasi)
Bias (bina aksi sosial)
BSLT (basic study leadership training)

Dari ketiga tahap pen gkaderan ini, yang paling kusuka itu Bias. Mulai dari awal menuju bias sampe pulang dari bias. Kita satu kelompok kadang pulang larut kerumah masing2 demi latihan untuk persiapan Bias. Karena katanya waktu itu akan ada yel2 untuk tiap2 kelompok n apalah yang lainnya.

Pokoknya, untuk MABA tahun ini, nyesel ko klo dk ikut pengkaderan.
Masa’ maw ko tunggu tahun depan, teman angkatanmu tongji yang kader ko. Aiiiiiii, malu donk. Kecuali, klo misalnya ada memang halanganmu. Tapi, semoga dk adaji. Ok….
FKM… we love u full

Minggu, 13 September 2009

betul-betul kentut

di suatu bis yang penuh sesak dengan penumpang tedengar bunyi kentut agak pelan
tapi membuat kegaduhan

Tuuttt...

penumpang1: buset ada yang kentut lagi

penumpang2: iya panas, macet pake acara kentut segala..

penumpang3: duh mana bau banget,wooi siapa sih yang kentut

penumpang1: pasti yang kentut blom bayar nihhh...

secara spontan seorang nenek yang duduk lalu berdiri

nenek: enak aja lo orang gua udah bayar.... tanya aja sama abang nya...

Senin, 07 September 2009

BLOG ndak keren kirim postingan



mencoba untuk bernyanyi, tapi apa daya ku tak bisa. so, lipsing meka deh... kan mirip-mirip jeka artis papan atasnya india.
kayak syahrul khan gitu...
maw k jadi artis papan atas dehhhhhhhhhh

u c one thousand

Minggu, 06 September 2009

mulai dari nol

cukup lama ndak nulis... baru nulis lagi
apa yang maw saya tulis
ahhhh.... ndak taw.... asal tulis saja.
ih, tapi kenapa maw k nulis. ah, ndak taw, biar waktu yang jawab. sapa yang bisa nulis????
mungjkin semua orang bisa nulis, tapi cuma sedikit yang bisa numpahin perasaannya ke tulisannya. ndak jujur sama kata hatinya. ndak bisa jadi diri sendiri.
padahal, kalau maw jujur, yang bagus itu yang jadi diri sendiri, tidak ada contekan (plagiat).
maw mi di apa (sori, makassar punya bahasa). memang begini kenyataanya. sapa maw disalahkan kalau banyak plagiat. sapa coba???
pak polisi... aiiihhh, bukan... pak dottor (dokter), aiiihhhh bukan...

kalau begitu mari salahkan diri sendiri... ingat kata aa'.. "mulai dari diri sendiri"
jangan menyerah untuk berkreasi. hidup Indonesia
tunjukkan merahmu. orang Indonesia kreatif semua. amiiiiiiiinnnn

Selasa, 11 Agustus 2009

Apa itu Cumbritz? Apa itu Kurcitz?

Banyak sekali teman-teman yang bertanya “apa itu Cumbritz?” saya pun menjawab “Kurcitz”, dan apa itu Kurcitz?” lalu saya jawab lagi “Cumbritz”. 2 kata ini tak pernah terpisahkan dari awal sejak saya mendengarnya. Kata ini popular dikalangan anak FKM Unhas. Orang yang mempopulerkannya itu… ya… saya, Dacil yang keren, baik hati, rajin menabung, dan tidak sombong.
Saya akan ceritakan asal muasal dari kata cumbritz dan kurcitz ini. Sebenarnya, orang yang mengeluarkan kata-kata ini adalah tetangga saya yang tinggal dimallengkeri. Awalnya, kata cumbritz bukanlah kata yang sebenarnya, melainkan “jumrit”. Orang yang mengeluarkan kata ini adalah Pak Rizal (tetangga saya). Orangnya gokiel dan baik hati. Dia juga tidak makan paku atupun minum oli. Maka dari itu saya bilang dia baik hati. Pak Rizal ini sering bersama dengan teman saya yang bernama Keken (Husni Thamrin). Nah, keken inilah yang mengeluarkan pasangan dari kata jumrit yaitu “kurcit”. Mereka sepasang orang gokiel dari Mallengkeri. Tapi, sebenarnya orang-orang yang tinggal dimallengkeri itu gokiel semua. Saya bisa bilang begitu karena saya sendiri gokiel. Iya toh????.....
Karena mungkin kata-kata ini agak kurang srek dihati sanubari saya yang terdalam, makanya saya ubah. Jumrit menjadi Cumbritz, sedangkan Kurcit menjadi Kurcitz. Nah, bagaimana???? Lebih menjual toh… kata-katanya… dayat gitu loh.
Jadi, karena saya yang mempopulerkan kata-kata ini maka saya memberikan pengertian berdasarkan pengalaman saya selama berabad-abad. Cumbritz dan kurcitz itu tidak bisa terpisahkan. Cumbritz bisa diartikan lucu, sedangkan kurcit bisa diartikan jayuz. Cumbritz kurcitz = Lucu jayuz.
Sedangkan, pengertian lain yang saya berikan adalah bahwa cumbritz merupakan bagian dari yang rendah hati dan kurcitz merupakan bagian dari yang tidak sombong. Cumbritz kurcitz = Rendah hati dan tidak sombong.
Mungkin itulah sedikit pengertian cumbritz dan kurcitz dari seorang dacil (dayat kecil) yang sangat-sangat teramat rendah hati dan tidak sombong.
Cumbritz = dacil nero
Kurcitz = rizal nero

Sabtu, 08 Agustus 2009

PROFIL SEORANG DACIL

Nama saya dayat, itu pendeknya. Klo panjangnya daciiiiiiiiiiilllll. hahaha, bercanda. yang betul itu Andi Muh. Hidayat. Nama kerennya sih DACIL, itupun untuk di FKM saja. Oia, umur saya 18 tahun. Kayaknya perlu saya cerita sejarah persekolahan saya. Cieh, kayak artis saja (hehehe). Saya dulu termasuk orang yang beruntung karena sempat mengenyam pendidikan TK, deh… bagemana ndak seru.. saya TK 2 kali. Yang pertama di Sinjai, tapi kata orang tua ku, saya waktu itu Cuma di ikut kan saja, coz ndak ada yang jaga klo ortu pergi kerja. Sungguh, kehidupan disana sangat keras, ortu berusaha mati-matian cari duit buat sekolah anak-anaknya yang tercinta ini… waktu masih di Sinjai, saya masih 2 orang bersaudara. Nah, baru ketika ortu pindah ke Ujung Pandang (sekarang Makassar) saya n my brother juga ikut pindah. Dan praktis, saya juga pindah ke TK yang lain karena di TK yang lama saya belum selesai. Di Makassar, saya n ortu tinggal di Mallengkeri dan saya di TK kan di TK IAIN Alauddin (klo orang Makassar pasti tau’). Wuiiih, setelah tamat dari TK tersebut, saya kemudian masuk SD. Saya lanjut di SD Inpres Mallengkeri 1. oia, jangan kaget (sapa juga yang mo kaget???) sampe kelas 5 an SD saya terus bersama adik saya yang hanya beda setahun. Alas an ortu sih, karena ndak ada yang jaga dirumah.
Dia sendirian, kesepian, kemalangan, ke ke ke ke…. Haaaah terlalu lebay deh kayaknya… ia, memang sampe kelas 5 SD saya bersama adik saya terus. Dan dengan alasan agar tidak terlalu berpangku tangan akhirnya, adik saya di sengaja untuk di tinggal kelas kan. Sssst… rahasia ya… hehehe. Tamat dari SD saya kemudian lanjut ke SMP, dan pilihannya jatuh pada SMPN 3 Makassar yang terletak dijalan Baji’ Gau’ Cendrawasih Makassar. Setelah itu kemudian, lanjut SMA nya di SMAN 3 Makassar yang terletak dijalan Baji’ Areng Cendrawasih Makassar. Wah, berdekatan ji kayaknya dieee…. Hehehe. Memang, sekolahnya berdekatan. Sssstt.. rahasia ya…. Dan akhirnya setelah tamat pada tingkat SMA, lalu saya lanjut di UNHAS. Tadinya sih, berharap lulus di FK, eh ternyata lulusnya di pilihan kedua, FKM… tapi, ndak apa-apalah. Alhamdulillah…… Syukuri apa yang kita dapat hari ini karena belum tentu orang lain bisa. Syukuri apa yang kita dapat hari ini karena belum tentu hari esok kita dapat lagi. Syukuri apa yang Allah SWT berikan padamu.
Just it my FREN.. thankzz for baca. Everything gonna be easy if do it dengan ikhlas.

Selasa, 04 Agustus 2009

PENGELOLAAN SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
Tujuan Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
• mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis (Lihat: Pemanfaatan sampah), atau
• mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Metoda Pembuangan
Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah).
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Kamis, 30 Juli 2009

Kompos

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai.

Pendahuluan
Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organic yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Teknologi pengomposan saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan limbah organic, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kota-kota besar, limbah organik industry, serta limbah pertanian dan perkebunan.
Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), OrgaDec, SuperDec, ActiComp, BioPos, EM4, Green Phoskko Organic Decomposer dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna mendapatkan kompos (vermicompost). Setiap aktivator memiliki keunggulan sendiri-sendiri.
Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiri dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahan baku pengomposan adalah semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian. Berikut disajikan bahan-bahan yang umum dijadikan bahan baku pengomposan.
Manfaat Kompos
Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi :
Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
Mengurangi volume/ukuran limbah
Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah
Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi tanah/tanaman:
Meningkatkan kesuburan tanah
Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
Meningkatkan kapasitas jerap air tanah
Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman
Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman
Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
Dasar-dasar Pengomposan
Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: limbah organik rumah tangga, sampah-sampah organik pasar/kota, kertas, kotoran/limbah peternakan, limbah-limbah pertaniah, limbah-limbah agroindustri, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, limbah pabrik kelapa sawit, dll. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut.
Proses Pengomposan
Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekmposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Skema Proses Pengomposan Aerobik
Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.
Tabel organisme yang terlibat dalam proses pengomposan
Kelompok Organisme Organisme Jumlah/gr kompos
Mikroflora Bakteri; Aktinomicetes; Kapang 109 - 109; 105 108; 104 - 106
Mikrofanuna Protozoa 104 - 105
Makroflora Jamur tingkat tinggi
Makrofauna Cacing tanah, rayap, semut, kutu, dll



Proses pengomposan tergantung pada :
1. Karakteristik bahan yang dikomposkan
2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan
3. Metode pengomposan yang dilakukan
Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan
Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.
Faktor-faktor yang memperngaruhi proses pengomposan antara lain:
Rasio C/N Rasio C/N yang efektif untuk proses pengomposan berkisar antara 30: 1 hingga 40:1. Mikroba memecah senyawa C sebagai sumber energi dan menggunakan N untuk sintesis protein. Pada rasio C/N di antara 30 s/d 40 mikroba mendapatkan cukup C untuk energi dan N untuk sintesis protein. Apabila rasio C/N terlalu tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga dekomposisi berjalan lambat.
Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.
Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat, maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
Porositas Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu.
Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk metabolisme mikroba. Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
Temperatur/suhu Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30 - 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.
pH Proses pengomposan dapat terjadi pada kisaran pH yang lebar. pH yang optimum untuk proses pengomposan berkisar antara 6.5 sampai 7.5. pH kotoran ternak umumnya berkisar antara 6.8 hingga 7.4. Proses pengomposan sendiri akan menyebabkan perubahan pada bahan organik dan pH bahan itu sendiri. Sebagai contoh, proses pelepasan asam, secara temporer atau lokal, akan menyebabkan penurunan pH (pengasaman), sedangkan produksi amonia dari senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen akan meningkatkan pH pada fase-fase awal pengomposan. pH kompos yang sudah matang biasanya mendekati netral.
Kandungan Hara Kandungan P dan K juga penting dalam proses pengomposan dan bisanya terdapat di dalam kompos-kompos dari peternakan. Hara ini akan dimanfaatkan oleh mikroba selama proses pengomposan.
Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba. Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami imobilisasi selama proses pengomposan.
Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposakan, metode pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.
Tabel Kondisi yang optimal untuk mempercepat proses pengomposan (Ryak, 1992)
Kondisi Konsisi yang bisa diterima Ideal
Rasio C/N 20:1 s/d 40:1 25-35:1
Kelembaban 40 – 65 % 45 – 62 % berat
Konsentrasi oksigen tersedia > 5% > 10%
Ukuran partikel 1 inchi bervariasi
Bulk Density 1000 lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd
pH 5.5 – 9.0 6.5 – 8.0
Suhu 43 – 66oC 54 -60oC
Strategi Mempercepat Proses Pengomposan
Pengomposan dapat dipercepat dengan beberapa strategi. Secara umum strategi untuk mempercepat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
1. Menanipulasi kondisi/faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengomposan.
2. Menambahkan Organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan: mikroba pendegradasi bahan organik dan vermikompos (cacing).
3. Mengambungkan strategi pertama dan kedua.
Memanipulasi Kondisi Pengomposan
Strategi ini banyak dilakukan di awal-awal berkembangnya teknologi pengomposan. Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum mungkin. Sebagai contoh, rasio C/N yang optimum adalah 25-35:1. Untuk membuat kondisi ini bahan-bahan yang mengandung rasio C/N tinggi dicampur dengan bahan yang mengandung rasio C/N rendah, seperti kotoran ternak. Ukuran bahan yang besar-besar dicacah sehingga ukurannya cukup kecil dan ideal untuk proses pengomposan. Bahan yang terlalu kering diberi tambahan air atau bahan yang terlalu basah dikeringkan terlebih dahulu sebelum proses pengomposan. Demikian pula untuk faktor-faktor lainnya.
Menggunakan Aktivator Pengomposan
Strategi yang lebih maju adalah dengan memanfaatkan organisme yang dapat mempercepat proses pengomposan. Organisme yang sudah banyak dimanfaatkan misalnya cacing tanah. Proses pengomposannya disebut vermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal dengan sebutan kascing. Organisme lain yang banyak dipergunakan adalah mikroba, baik bakeri, aktinomicetes, maupuan kapang/cendawan. Saat ini dipasaran banyak sekali beredar aktivator-aktivator pengomposan, misalnya : Promi, OrgaDec, SuperDec, ActiComp, EM4, Stardec, Starbio, BioPos, dan lain-lain.
Promi, OrgaDec, SuperDec, dan ActiComp adalah hasil penelitian Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) dan saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Aktivator pengomposan ini menggunakan mikroba-mikroba terpilih yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi limbah-limbah padat organik, yaitu: Trichoderma pseudokoningii, Cytopaga sp, Trichoderma harzianum, Pholyota sp, Agraily sp dan FPP (fungi pelapuk putih). Mikroba ini bekerja aktif pada suhu tinggi (termofilik). Aktivator yang dikembangkan oleh BPBPi tidak memerlukan tambahan bahan-bahan lain dan tanpa pengadukan secara berkala. Namun, kompos perlu ditutup/sungkup untuk mempertahankan suhu dan kelembaban agar proses pengomposan berjalan optimal dan cepat. Pengomposan dapat dipercepat hingga 2 minggu untuk bahan-bahan lunak/mudah dikomposakan hingga 2 bulan untuk bahan-bahan keras/sulit dikomposkan.
Memanipulasi Kondisi dan Menambahkan Aktivator Pengomposan
Strategi proses pengomposan yang saat ini banyak dikembangkan adalah mengabungkan dua strategi di atas. Kondisi pengomposan dibuat seoptimal mungkin dengan menambahkan aktivator pengomposan.
Pertimbangan untuk menentukan strategi pengomposan
Seringkali tidak dapat menerapkan seluruh strategi pengomposan di atas dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan strategi pengomposan:
1. Karakteristik bahan yang akan dikomposkan.
2. Waktu yang tersedia untuk pembuatan kompos.
3. Biaya yang diperlukan dan hasil yang dapat dicapai.
4. Tingkat kesulitan pembuatan kompos
Pengomposan secara aerobik
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengomposan secara aerobik terdiri dari peralatan untuk penanganan bahan dan peralatan perlindungan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Berikut disajikan peralatan yang digunakan.
1. Terowongan udara (Saluran Udara)
o Digunakan sebagai dasar tumpukan dan saluran udara
o Terbuat dari bambu dan rangka penguat dari kayu
o Dimensi : panjang 2m, lebar ¼ - ½ m, tinggi ½ m
o Sudut : 45o
o Dapat dipakai menahan bahan 2 – 3 ton
2. Sekop
o Alat bantu dalam pengayakan dan tugas-tugas lainnya
3. Garpu/cangkrang
o Digunakan untuk membantu proses pembalikan tumpukan bahan dan pemilahan sampah
4. Saringan/ayakan
o Digunakan untuk mengayak kompos yang sudah matang agar diperoleh ukuran yang sesuai
o Ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan
o Saringan bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar
5. Termometer
o Digunakan untuk mengukur suhu tumpukan
o Pada bagian ujungnya dipasang tali untuk mengulur termometer ke bagian dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat
o Sebaiknya digunakan termometer alkohol (bukan air raksa) agar tidak mencemari kompos jika termometer pecah
6. Timbangan
o Digunakan untuk mengukur kompos yang akan dikemas sesuai berat yang diinginkan
o Jenis timbangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan dan pengemasan
7. Sepatu boot
o Digunakan oleh pekerja untuk melindungi kaki selama bekerja agar terhindar dari bahan-bahan berbahaya
8. Sarung tangan
o Digunakan oleh pekerja untuk melindungi tangan selama melakukan pemilahan bahan dan untuk kegiatan lain yang memerlukan perlindungan tangan
9. Masker
o Digunakan oleh pekerja untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas bahan terbang lainnya

Kompos Bahan Organik dan Kotoran Hewan
Pengomposan dapat juga menggunakan alat mesin yang berfungsi dalam memberi asupan oksigen serta membalik bahan secara praktis. Komposter Rotary Klin berkapasitas 1 ton bahan sampah mengelola proses membalik bahan dan mengontrol aerasi dengan cara mengayuh pedal serta memutar aerator ( exhaust fan). Penggunaan komposter BioPhoskko disertai aktivator kompos yang tepat akan meningkatkan kerja penguraian bahan (dekomposisi) oleh jasad renik menjadi 5 sampai 7 hari saja.
Tahapan pengomposan
1. Pemilahan Sampah
o Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan
2. Pengecil Ukuran
o Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos
3. Penyusunan Tumpukan
o Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
o Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.
o Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan
o Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.
5. Penyiraman
o Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).
o Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
o Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematangan
o Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
o Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
7. Penyaringan
o Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.
o Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
o Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
o Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.
Kontrol proses produksi kompos
1. Proses pengomposan membutuhkan pengendalian agar memperoleh hasil yang baik.
2. Kondisi ideal bagi proses pengomposan berupa keadaan lingkungan atau habitat dimana jasad renik (mikroorganisme) dapat hidup dan berkembang biak dengan optimal.
3. Jasad renik membutuhkan air, udara (O2), dan makanan berupa bahan organik dari sampah untuk menghasilkan energi dan tumbuh.
Proses pengontrolan
Proses pengontrolan yang harus dilakukan terhadap tumpukan sampah adalah:
1. Monitoring Temperatur Tumpukan
2. Monitoring Kelembaban
3. Monitoring Oksigen
4. Monitoring Kecukupan C/N Ratio
5. Monitoring Volume
Mutu kompos
1. Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman.
2. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
3. Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
o Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
o Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,
o Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya,
o Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
o Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
o Tidak berbau.